Hotel dibuka Menjadi Salah Satu Daya Tarik Pariwisata di Masa Pandemi
KALIBERmoindo.com – Industri pariwisata merupakan salah satu aset paling berharga yang dimiliki oleh Indonesia. Beragam kategori destinasi wisata tersebar merata dari sabang sampai merauke. Mulai dari wisata alam, budaya, belanja, hingga rekreasi. Maka, ketersediaan akomodasi yang nyaman apalagi dimasa pandemi seperti sekarang menjadi penting karena merupakan salah satu faktor penarik minat wisatawan.
Seiring dengan perkembangan tren, kebutuhan wisatawan juga terus berubah. Untuk itu, PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) melalui entitas anak perusahaan PT Accola Hotel Indonesia tengah menyiapkan proyek redesign pada salah satu unit hotelnya.
PT DMS Propertindo Tbk, melalui anak usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan akomodasi (hotel), hingga tahun 2020 memiliki total tiga buah hotel. Tiga unit tersebut berlokasi di Jawa Barat dan D.I. Yogyakarta. Adapun untuk hotel yang akan direnovasi merupakan unit yang terletak di Jawa Barat.
Proyek renovasi ini didasari pertimbangan bahwa potensi layanan yang diberikan oleh pihak PT Accola Hotel Indonesia masih bisa dikembangkan untuk memberikan kepuasan bagi pengunjung.
Pada renovasi ini PT Accola Hotel Indonesia menggandeng salah seorang arsitek Indonesia yang menempuh pendidikan dan berkarir di Eropa. Harapannya dari kolaborasi ini muncul karya terbaik yang bisa memberikan dampak positif bagi keberlangsungan pariwisata Indonesia di Jawa Barat.
Melalui desain baru, diharapkan bisa menggaet minat pengunjung serta menjadi pilihan akomodasi terbaik bagi wisatawan. Selain itu, pilihan lokasi yang strategis akan memudahkan pengunjung untuk mengakses tempat-tempat wisata terdekat. Sehingga pengunjung merasakan pengalaman berwisata yang dipadukan kenyamanan menginap di hotel yang modern.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengatakan sektor hotel pada tahun lalu kehilangan potensial pendapatan berkisar Rp 50 triliun karena pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan dari pemerintah. Pandemi Covid-19 dan pembatasan tersebut membuat cash flow atau arus kas semakin tertekan.
“Kami perkirakan selama 2020 itu, kita kehilangan potensial pendapatan paling sedikit setidaknya sekitar Rp 50 triliun rupiah untuk sekitar hampir 800 ribuan kamar,” ungkap Hariyadi dalam konferensi pers virtual pada Senin (18/1/2021).
Kondisi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali yang terjadi saat ini pun dinilai akan semakin menekan arus kas sektor usaha di berbagai bidang termasuk hotel, restoran pusat perbelanjaan, dan ritel. Hingga akhirnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak bisa dihindari.
“Agar tidak ada lay off bagaimana? ini sangat bergantung dari cash flow, kalau tertekan terus ya tidak bisa dihindari,” tuturnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut juga mengatakan, selama 11 bulan terakhir sudah terjadi pengurangan tenaga kerja secara signifikan. Namu memang bukan PHK murni, karena jika demikian maka pengusaha harus membayar uang pesangon yang akhirnya memberatkan.
Pengurangan tenaga kerja yang selama ini banyak dilakukan salah satunya dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan. Apindo, katanya, memperkirakan selama satu tahun pandemi Covid-19 kemungkinan akan ada 30 persen pemberhentian tenaga kerja formal.
“Apindo memperkirakan selama satu tahun, kemungkinan akan ada 30 persen tenaga kerja formal yang hilang, tidak kembali lagi karena situasi ini,” sambungnya.
Artikel ini telah tayang di Liputan6.com dengan judul “Ketersediaan Hotel Jadi Salah Satu Daya Tarik Destinasi Wisata“, dan telah disunting dengan judul “Hotel dibuka Menjadi Salah Satu Daya Tarik Pariwisata di Masa Pandemi” oleh tim redaksi KALIBERmoindo.com.
Penulis : Tim Liputan 6
Editor : Tim Liputan 6


